Resep Putu Mayang Tanpa Cetakan: Lebih Mudah, Tidak Meleber, dan Tetap Lezat!

Kue Tradisional Betawi yang Tak Pernah Lekang oleh Waktu
Di tengah ramainya aneka dessert modern yang menggoda, Indonesia tetap memiliki jajanan tradisional yang tak tergantikan. Salah satunya adalah kue putu mayang, camilan khas Betawi yang memiliki bentuk unik menyerupai gulungan mi berwarna-warni. Tidak hanya tampilannya yang menarik, namun rasa manis gurihnya pun begitu khas—hasil dari perpaduan adonan kenyal dan kuah gula merah santan yang lembut.
Biasanya, proses pembuatan kue ini memerlukan cetakan khusus berbentuk tabung berlubang. Namun, kabar baiknya, kamu tetap bisa membuat putu mayang tanpa cetakan! Dengan sedikit kreativitas dan teknik yang tepat, hasil akhirnya tetap cantik dan tidak kalah dari versi aslinya.
Melalui resep dan panduan berikut, kamu akan belajar cara membuat nya dengan cara yang lebih praktis, tanpa cetakan, dan pastinya tidak mudah meleber. Cocok sekali bagi pemula atau kamu yang ingin menyajikan jajanan tradisional tanpa repot.
Mengenal Putu Mayang: Sejarah dan Keunikannya
Sebelum masuk ke dapur, mari kita pahami sedikit tentang asal-usul dan karakter khas dari kue putu mayang. Jajanan ini berasal dari Betawi, namun juga di kenal di berbagai daerah Indonesia dengan nama dan modifikasi yang berbeda.
Yang membuat putu mayang begitu menarik adalah bentuknya yang menyerupai mi basah, namun sebenarnya terbuat dari adonan tepung beras dan tepung kanji. Warnanya biasanya merah muda, hijau, dan putih—simbol dari keberagaman budaya lokal.
Selain bentuknya yang khas, kelezatan putu mayang sangat bergantung pada tekstur kenyal namun tidak keras, serta kuah santan gula merah yang legit dan harum daun pandan. Perpaduan rasa gurih dan manis itulah yang membuat kue ini di sukai dari generasi ke generasi.
Alat dan Bahan: Tidak Perlu Cetakan Khusus
Salah satu kendala membuat kue putu mayang adalah cetakan khusus yang sulit di temukan. Namun tenang saja, kamu bisa menggantinya dengan plastik segitiga atau piping bag. Pastikan ujungnya di potong seukuran korek api agar adonan dapat dikeluarkan dengan mudah dan tetap rapi.
Berikut bahan-bahan yang perlu kamu siapkan:
Bahan Adonan Putu Mayang:
- 225 gram tepung beras
- 75 gram tepung tapioka (atau tepung kanji)
- 1/2 sendok teh garam
- 650 ml santan kental
Bahan Kuah Gula Merah:
- 150 gram gula merah, serut halus
- 50 gram gula pasir
- 1/2 sendok teh garam
- 500 ml santan sedang
- 2 lembar daun pandan, simpulkan
- 1 sendok makan tepung maizena, larutkan dengan sedikit air
Langkah-Langkah Membuat Putu Mayang Tanpa Cetakan
1. Membuat Adonan Dasar
Langkah pertama yang perlu di lakukan adalah mencampurkan tepung beras, garam, dan santan dalam satu wadah. Gunakan whisk agar semua bahan larut dengan sempurna dan tidak menggumpal.
Setelah tercampur rata, panaskan campuran ini di atas api sedang. Aduk terus hingga adonan mulai mengental dan menyatu. Pastikan kamu tidak berhenti mengaduk karena jika di biarkan, adonan bisa gosong atau menggumpal.
Saat adonan sudah cukup kental dan berat saat di aduk, matikan api. Lanjutkan mengaduk hingga teksturnya menjadi lebih halus, licin, dan tidak ada adonan mentah.
2. Tambahkan Tepung Tapioka
Selanjutnya, masukkan tepung tapioka ke dalam adonan yang masih hangat. Aduk hingga benar-benar tercampur rata. Penambahan tapioka berfungsi untuk memberikan efek kenyal khas putu mayang. Adonan yang dihasilkan harus bisa di semprotkan namun tetap kokoh bentuknya.
Jika adonan terlalu padat, tambahkan sedikit air hangat. Jika terlalu encer, taburkan sedikit tepung tapioka lagi.
3. Masukkan ke Dalam Plastik Segitiga
Masukkan adonan ke dalam plastik segitiga (piping bag). Agar lebih kuat dan tidak mudah jebol, gunakan plastik rangkap dua. Lubangi ujungnya sekitar sebesar batang korek api.
Langkah ini menggantikan fungsi cetakan khusus, tetapi hasil akhirnya tetap bisa menyerupai bentuk asli putu mayang.
4. Semprotkan dan Bentuk Adonan
Olesi permukaan daun pisang, loyang, atau plastik tahan panas dengan sedikit minyak. Setelah itu, semprotkan adonan dalam bentuk melingkar kecil atau sesuai kreasi. Usahakan bentuk dan ukurannya konsisten agar hasil kukusan merata.
5. Kukus Hingga Matang
Panaskan panci kukusan terlebih dahulu hingga air mendidih. Setelah uap banyak, masukkan loyang berisi adonan dan kukus selama ±15 menit. Gunakan api kecil cenderung sedang untuk menghindari adonan meleber dan menjaga bentuk tetap cantik.
Jika menggunakan daun pisang, aroma kue akan semakin harum dan khas. Setelah matang, keluarkan dari kukusan dan dinginkan.
Cara Membuat Kuah Gula Merah yang Gurih dan Harum
Salah satu elemen penting dari kue putu mayang adalah kuah santan gula merahnya. Kuah ini memberikan rasa manis yang khas dan aroma pandan yang memikat.
Langkah-Langkah Membuat Kuah:
- Masukkan santan, gula merah, gula pasir, daun pandan, dan garam ke dalam panci.
- Masak di atas api sedang sambil terus diaduk agar santan tidak pecah.
- Setelah gula larut dan campuran mulai mendidih, tambahkan larutan tepung maizena.
- Aduk terus hingga kuah mengental dan teksturnya halus.
- Angkat dan sisihkan.
Kuah ini bisa disajikan dalam kondisi hangat maupun dingin, tergantung selera.
Tips agar Putu Mayang Tidak Meleber dan Tetap Cantik
Untuk mendapatkan hasil putu mayang yang bentuknya rapi dan tidak mudah meleber saat dikukus, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:
Gunakan Tepung Beras Berkualitas
Pastikan menggunakan tepung beras yang masih segar dan tidak lembap. Tepung yang lembap membuat adonan cepat lembek saat dimasak.
Kukus dengan Api Sedang
Jangan tergoda menaikkan suhu kukusan. Gunakan api kecil atau sedang dan tunggu hingga kukusan benar-benar panas sebelum memasukkan adonan.
Baca Juga : Resep Kue Putri Mandi: Manis Lembut Khas Tradisional yang Selalu Dirindukan
Gunakan Piping Bag yang Kuat
Agar proses penyemprotan berjalan lancar, gunakan plastik segitiga rangkap dua. Ujung lubangnya juga harus pas—tidak terlalu besar atau terlalu kecil.
Aduk Santan dengan Konsisten
Santan mudah pecah jika tidak diaduk. Gunakan api kecil dan aduk perlahan, terutama saat memasukkan maizena.
Fakta Unik Seputar Putu Mayang
Selain lezat dan mudah dibuat, putu mayang juga menyimpan sejumlah fakta menarik yang membuatnya semakin istimewa:
1. Warna-Warni Ceria
Putu mayang tradisional hadir dalam tiga warna: merah, putih, dan hijau. Warna ini memiliki makna filosofis dalam budaya Betawi sebagai simbol keberagaman, keseimbangan, dan harmoni.
2. Nama yang Unik
Kata “putu” dalam bahasa Sansekerta berarti tepung, sedangkan “mayang” bisa merujuk pada bentuk atau anyaman. Maka tidak heran jika kue ini dinamakan demikian karena bentuknya seperti gulungan benang halus atau mi.
3. Hadir di Berbagai Daerah
Meski berasal dari Betawi, putu mayang juga populer di Jawa, Bali, dan bahkan Malaysia. Di setiap daerah, kuah dan bentuknya bisa sedikit berbeda, menyesuaikan dengan selera lokal.
4. Masuk dalam Warisan Kuliner Nusantara
Karena nilai sejarah dan budayanya, kue putu mayang masuk dalam daftar jajanan tradisional yang dilestarikan oleh berbagai komunitas kuliner Indonesia.
Praktis Tanpa Cetakan, Tapi Tetap Otentik
Membuat kue putu mayang tanpa cetakan ternyata bukan hal yang sulit. Bahkan, metode ini lebih praktis dan fleksibel untuk dilakukan di dapur rumahan. Hasilnya tetap lezat, lembut, dan tidak kalah cantik dari versi original.
Kamu hanya membutuhkan bahan sederhana, sedikit kreativitas, dan tentunya semangat untuk melestarikan cita rasa kuliner tradisional. Kue putu mayang buatan sendiri tidak hanya lebih sehat karena tanpa pengawet, tapi juga lebih membanggakan untuk disajikan kepada keluarga atau tamu.
Jadi, tunggu apa lagi? Siapkan bahan-bahannya dan buktikan sendiri bahwa kue putu mayang tanpa cetakan pun bisa tampil menggoda dan menggugah selera.