Lezatnya Dodol Buleleng: Tradisi Manis dari Utara Bali yang Bisa Dibuat Sendiri

dodol buleleng
dodol buleleng

Bali bukan hanya tentang pantai, pura, dan tari kecak. Pulau dewata ini juga menyimpan sejuta kekayaan kuliner yang masih jarang tereksplorasi. Salah satu di antaranya adalah dodol khas Buleleng, sebuah kudapan legit yang kaya rasa dan penuh tradisi.

Selama ini, banyak orang lebih mengenal dodol Betawi atau dodol Garut sebagai ikon dodol di Indonesia. Namun ternyata, wilayah utara Bali juga punya versi dodolnya sendiri yang tak kalah menggoda lidah—dodol buleleng namanya. Rasanya manis, legit, sedikit lengket, dan punya aroma khas dari daun pandan serta kelapa yang melimpah.

Menariknya, kamu tidak harus terbang ke Bali hanya untuk mencicipinya. Dodol Buleleng bisa di buat di rumah dengan bahan-bahan sederhana dan proses yang menyenangkan.

Asal-Usul Dodol Buleleng: Cita Rasa Tradisional yang Melekat di Hati

Dodol Buleleng berasal dari Desa Penglatan di Kabupaten Buleleng, Bali Utara. Desa ini di kenal sebagai salah satu sentra pembuatan dodol yang masih mempertahankan cara tradisional dalam prosesnya.

Biasanya, dodol buleleng di buat menjelang perayaan hari besar seperti Galungan, Kuningan, atau saat ada acara adat seperti pernikahan dan odalan. Dalam proses pembuatannya, masyarakat bekerja sama dalam semangat gotong royong—mulai dari memarut kelapa, memasak adonan di kuali besar, hingga membungkus dodol dengan daun jagung kering.

Tak hanya menjadi simbol kekompakan warga, dodol ini juga sering di jadikan oleh-oleh khas bagi wisatawan yang singgah di Buleleng. Bahkan kini, dodol buleleng mulai di kenal luas hingga ke luar Bali.

Bahan-Bahan Sederhana untuk Dodol Buleleng Rumahan

Salah satu keunggulan dari dodol Buleleng adalah bahan-bahannya yang mudah di temukan di pasar. Kamu tidak memerlukan alat canggih atau bahan mahal. Cukup siapkan:

Bahan Utama:

  • 1/5 kg tepung ketan
  • Kacang tanah (secukupnya, sangrai terlebih dahulu)
  • 2/5 kg gula merah, di sisir halus
  • 2 kg gula pasir
  • 5 butir kelapa tua
  • Daun pandan (beberapa lembar)
  • Garam secukupnya

Bahan Pembungkus:

  • Kulit jagung kering (untuk membungkus)
  • Tali rafia atau tali bambu kecil (untuk mengikat)

Semua bahan ini tidak sulit di dapat, bahkan bisa di temukan di toko kelontong atau pasar tradisional sekitar rumah.

Baca Juga : Nasi Jinggo: Sarapan Mini yang Bikin Nagih, Khas Bali Banget!

Langkah-Langkah Membuat Dodol Buleleng yang Legit dan Wangi

Setelah bahan siap, sekarang saatnya memulai proses pembuatan. Proses ini membutuhkan ketelatenan, jadi pastikan kamu punya cukup waktu dan tenaga. Tapi tenang, hasil akhirnya pasti sepadan!

1. Persiapkan Santan dari Kelapa Segar

Langkah awal, parut kelapa tua sebanyak lima butir. Gunakan parutan manual atau mesin parut untuk mempersingkat waktu.

  • Peras parutan kelapa dengan air matang untuk mendapatkan santan kental.
  • Saring santan agar tidak ada ampas yang terbawa.
  • Masukkan santan ke dalam panci besar dan rebus dengan api sedang hingga mendidih.
  • Tambahkan beberapa lembar daun pandan agar aroma lebih wangi dan alami.

Langkah ini penting karena santan adalah komponen utama dalam dodol yang akan menentukan kekayaan rasanya.

2. Campur Semua Bahan Menjadi Satu

Setelah santan mendidih, saatnya mencampur bahan-bahan lainnya.

  • Tambahkan tepung ketan secara perlahan ke dalam santan panas sambil di aduk.
  • Masukkan gula merah yang sudah di sisir, kacang tanah sangrai, dan sedikit garam untuk menyeimbangkan rasa.
  • Masukkan juga gula pasir secara bertahap sambil terus di aduk.

Campuran ini harus tetap di aduk agar tidak gosong di dasar wajan. Mengaduk dodol memang melelahkan, tetapi bagian ini sangat krusial demi tekstur akhir yang sempurna.

3. Aduk Terus hingga Adonan Mengental

  • Pindahkan adonan ke wajan besar atau kuali tradisional (bisa pakai wajan teflon besar jika di rumah).
  • Gunakan api besar di awal untuk mematangkan adonan dengan cepat, lalu kecilkan ketika teksturnya mulai mengental.
  • Aduk selama kurang lebih 1 jam nonstop agar adonan tidak lengket di dasar dan matang merata.

Adukannya harus konsisten. Di Bali, biasanya proses ini melibatkan dua orang atau lebih agar tangan tidak kelelahan. Saat warna adonan mulai berubah menjadi cokelat tua dan teksturnya kental elastis, artinya dodol sudah matang.

Proses Membungkus Dodol: Tradisi yang Menambah Cita Rasa

Setelah dodol matang, diamkan hingga suhu turun agar tidak panas saat di bungkus.

  • Siapkan kulit jagung kering yang sudah di bersihkan.
  • Ambil satu sendok makan dodol, letakkan di atas kulit jagung.
  • Gulung rapi seperti permen, lalu ikat kedua ujungnya dengan tali kecil.

Selain memberi tampilan klasik, kulit jagung juga menjaga dodol tetap kering dan wangi. Inilah yang membedakan dodol Buleleng dari dodol lain di Indonesia.

Tips dan Trik Agar Dodol Awet dan Tidak Cepat Basi

Meskipun tanpa pengawet, dodol buleleng bisa tahan lama bila di simpan dengan benar. Berikut beberapa tips agar dodol buatanmu tetap enak dalam waktu yang lama:

  • Gunakan kelapa tua untuk hasil santan yang lebih pekat dan berminyak.
  • Pastikan dodol benar-benar matang sebelum di bungkus. Dodol yang setengah matang cepat berjamur.
  • Simpan dodol di tempat sejuk dan kering.
  • Gunakan wadah kedap udara jika ingin menyimpannya lebih dari seminggu.

Dengan langkah yang tepat, dodol bisa bertahan hingga 2–3 minggu dan tetap enak.

Nikmati Dodol Buleleng dalam Berbagai Kesempatan

Dodol buleleng bukan hanya untuk upacara adat atau oleh-oleh wisata. Camilan manis ini juga cocok di sajikan:

  • Saat sarapan ringan bersama teh hangat
  • Sebagai bekal perjalanan jauh
  • Pendamping ngobrol santai sore hari
  • Isian hampers lebaran atau natal

Dengan cita rasanya yang kaya, dodol buleleng bisa menjadi sajian lintas generasi. Anak-anak suka karena manisnya, orang tua senang karena aroma dan nilai tradisionalnya.

Dodol Bali: Bukti Kekayaan Kuliner Nusantara

Melalui dodol Buleleng, kita bisa melihat bagaimana kuliner bisa menjadi bagian dari budaya yang hidup dan berkembang. Dari proses gotong royong hingga pemilihan bahan lokal, semua menunjukkan kedalaman nilai yang terkandung dalam setiap bungkus dodol mungil ini.

Kini, lewat resep sederhana yang bisa kamu praktikkan sendiri, kamu turut menjaga keberlangsungan warisan kuliner Bali dari dapur rumahmu sendiri.

test