Buka Puasa Bernuansa Batavia di House of Tugu: Cita Rasa Tradisi dalam Balutan Mewah Kota Tua

Menyambut Ramadan di Jantung Kota Tua Jakarta
Tak banyak tempat yang mampu memadukan nuansa sejarah, keindahan arsitektur klasik, dan sajian kuliner tradisional secara menyatu. Namun, House of Tugu, bagian dari keluarga besar Tugu Hotels, berhasil menghadirkan semua itu dalam satu destinasi mewah yang berlokasi tepat di jantung Kota Tua Jakarta.
Resmi di buka pada November 2024, tempat ini tidak hanya sekadar restoran atau hotel biasa. Lebih dari itu, House of Tugu adalah simbol kebangkitan budaya dan warisan sejarah yang di kemas dalam nuansa modern nan elegan. Selama lima tahun pembangunan, bangunan tua yang dahulu di miliki oleh saudagar legendaris Oei Tiong Ham di ubah secara perlahan menjadi ikon baru pariwisata Jakarta.
Ruang Bernapas Masa Lalu: Dari Gudang Gula ke Resto Berkelas
Bangunan megah yang kini di kenal sebagai House of Tugu dulunya memiliki sejarah panjang. Dahulu di fungsikan sebagai gudang gula, lalu berubah menjadi kantor dagang, sebelum akhirnya di sulap menjadi kompleks elegan berisi hotel, kafe, restoran, hingga ruang serbaguna.
Saat kamu melangkahkan kaki ke area restoran, suasananya langsung memancarkan aura masa lampau. Dinding-dinding berhiaskan lukisan dan benda antik, sebagian besar berasal dari abad ke-19, membuat pengalaman makan terasa seperti perjalanan waktu.
Jajaghu Restaurant: Jejak Majapahit dalam Suapan Modern
Salah satu bagian yang paling mencuri perhatian adalah Jajaghu Restaurant, restoran utama di dalam kompleks ini. Desainnya terinspirasi dari kejayaan Kerajaan Majapahit. Dari lantai hingga langit-langit, ruangannya di hiasi oleh ranting pohon Madja, patung Raja Kertanegara, serta relik peninggalan Shinto dari Jepang.
Baca Juga : Costess Rooftop: Sensasi Buka Puasa dengan View Kota dan Cita Rasa Internasional
Restoran ini terbagi menjadi tiga zona: cocktail bar, private dining room, dan lounge area. Setiap ruang menawarkan atmosfer berbeda namun tetap dalam nuansa Jawa klasik. Cocok untuk berbagai keperluan, dari makan malam romantis hingga buka puasa bersama kolega.
‘A Taste of Batavia Twilight’: Paket Buka Puasa dengan Nuansa Klasik
Memasuki bulan Ramadan, House of Tugu mempersembahkan pengalaman berbuka puasa istimewa bertajuk “A Taste of Batavia Twilight”. Paket ini tersedia di Babah Koffie dan Jajaghu Restaurant, menawarkan menu berbeda setiap hari namun tetap mengangkat kuliner khas Betawi tempo dulu.
Apa yang membuatnya menarik adalah, meskipun terinspirasi dari hidangan zaman kolonial dan lokal, seluruh penyajiannya di kemas dalam tampilan modern dan berkelas. Setiap elemen pada piring menyuarakan dedikasi pada detail dan cinta pada tradisi.
Menu Hari Selasa: Sup Buntut Rempah, Kurma, dan Pisang Goreng Raja
Buka puasa di hari Selasa menghadirkan kombinasi rasa yang akrab namun mengejutkan. Takjil diawali dengan kurma dan lupis ketan, di sajikan secara elegan dengan plating mewah. Untuk minuman, ada Es Cendol Gula Aren yang manis dan kenyal, memadukan tekstur dan kesegaran dalam satu gelas.
Hidangan utama datang berupa Sup Buntut Rempah Tugu, sup yang kaya akan biji pala, bawang goreng, dan kaldu sapi yang di masak perlahan. Sup ini sudah di lengkapi dengan nasi putih, emping, dan sambal hijau, menciptakan keseimbangan antara gurih, pedas, dan segar.
Sebagai penutup, ada Pisang Goreng Raja yang di lapisi tepung krispi dan di sajikan hangat dengan satu scoop es krim vanilla di atasnya. Kontras antara hangat dan dingin, renyah dan lembut, benar-benar menutup sesi makan dengan sempurna.
Menu Hari Rabu: Bubur Sumsum, Nasi Rendang Wagyu, dan Pandan Lava Cake
Beranjak ke hari Rabu, sajian takjil berganti menjadi Bubur Sumsum dan Ketan Hitam, klasik namun tetap memanjakan lidah. Di sandingkan dengan minuman dingin Es Kunyit Asam Kalamansi, kombinasi ini terasa menyegarkan dan menyeimbangkan energi tubuh yang baru saja berbuka.
Menu utama pada hari ini adalah Nasi Rendang Sapi Padang, menggunakan daging wagyu sebagai bahan utama. Dagingnya lembut dan sarat bumbu rendang khas Minang, di sajikan bersama nasi dan sayuran. Rasanya dalam dan menggoda di setiap suapan.
Hidangan di tutup dengan Pandan Lava Cake, cake hijau lembut dengan isian cair rasa pandan, di sajikan dengan es krim kelapa dan taburan kelapa kering. Paduan rasa tradisional yang di kemas secara modern ini menjadikan buka puasa terasa istimewa dan berbeda dari tempat lain.
Lebih dari Sekadar Makan: Sebuah Pengalaman Budaya
Namun pengalaman di House of Tugu tak berhenti di atas piring. Setiap sudut bangunan menyimpan cerita. Para pengunjung bisa menyaksikan koleksi benda antik, lukisan sejarah, dan ornamen peninggalan budaya, semuanya terbuka untuk dijelajahi.
Jika kamu pecinta sejarah, seni, dan arsitektur, maka tempat ini akan menjadi oase sempurna untuk menyegarkan hati dan pikiran. Bahkan anak-anak muda yang suka eksplorasi konten media sosial pasti akan senang mengabadikan momen di spot-spot klasik yang instagramable ini.
Harga dan Reservasi: Investasi untuk Pengalaman Tak Terlupakan
Paket buka puasa “Batavia Twilight” di banderol Rp 288.000++ per orang, harga yang sepadan dengan pengalaman menyeluruh yang di berikan. Kamu juga bisa memesan menu tambahan seperti:
- Soto Ayam with a Twist
Versi modern dari soto ayam khas Jawa dengan tampilan kontemporer dan rasa yang dalam. - Melayu Cereal Prawns
Udang goreng tepung dengan taburan sereal dan bumbu melayu yang gurih, cocok sebagai menu sharing.
Untuk reservasi dan info lebih lanjut, kamu dapat langsung menghubungi Instagram resmi mereka di @houseoftugujakarta. Di sarankan melakukan pemesanan minimal sehari sebelumnya karena tempat ini cukup cepat penuh, terutama saat weekend atau malam ganjil Ramadan.
House of Tugu, Tempat Buka Puasa Bernilai Budaya dan Selera
Jika kamu ingin mengubah rutinitas buka puasa menjadi momen yang lebih berkesan, maka House of Tugu adalah pilihan yang tepat. Bukan hanya karena makanannya yang enak dan tampilannya yang menawan, tetapi juga karena tempat ini mengajak kita untuk menghargai warisan, sejarah, dan budaya dalam sebuah pengalaman kuliner yang menyentuh.
Setiap detail di tempat ini, dari patung Majapahit hingga kurma di piring, mengisahkan sesuatu yang lebih besar. Yakni bagaimana sebuah restoran bisa menjadi jembatan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan.